Selasa, 16 Februari 2010

Jakarta = Matrealistis

Apa benar kita tidak akan bisa hidup di Jakarta tanpa mempunyai uang?? sungguh sudah menjadi Kota Matrealistiskah Jakarta?? kata seseorang, hidup di Jakarta akan aman dan nyaman jika kita mempunyai uang, seakan semua hal yang ada di kota tercinta ini diukur dari nilai sebuah uang, bahkan ketika kita ke toilet umum, kita pun harus membayar (walau sebenarnya bukan hanya di Jakarta kan kita harus bayar jasa toilet), tapi kalimat tersebut sepertinya mewakili keadaan yang saya pertanyakan diatas.

Keadaan menjadi Ibukota, keadaan menjadi pusat bisnis dan pusat pemerintahanlah yang menjadikan Jakarta seperti itu, bertahan di arus perkembangan zaman yang deras dengan menjadi "keras". Berarti, apakah benar2 sudah tidak ada sisi kemanusiaan ada didalam kota Jakarta ini?? Saya yakin, sisi itu masih ada, tersembunyi diantara sisi2 negatif lain yang begitu dominan.. Kita masih bisa bertahan hidup di jakarta dengan uang dan juga dengan..... hati.

Selasa, 09 Februari 2010

Lemoooottttttttttt..

Kenapa komputer ini semakin lama semakin lemot saja.. seakan online ogah, offline pun tak mau. benar2 perlu kesabaran tingkat tinggi untuk menggunakannya.

Beberapa kelemotan itu diantaranya adalah :

  • Lamanya respon keyboard setelah saya  menekan tuts character-nya.
  • Proses open, saving, dll untuk  sebuah dokumen memakan waktu yang dapat membuat saya tertidur sejenak.
  • Sedikitnya signal yang berhasil di tangkap  oleh wireless adapter komputer, yang mengakibatkan lamanya loading untuk membuka halaman website yang saya inginkan.

Kataa  bos saya, kemungkinan terjadinya hal  itu adalah karena virus yang mungkin telah mendiami tubuh si komputer. dan untuk menanggulanginya, saya diwajibkan untuk menghilangkan virus itu (jika ada) dan men-scan setiap saat dikala ingat.. n_n